Mendidik anak!
Buat anak kok coba-coba?” Demikian bunyi iklan sebuah produk minyak kayu putih. Iklan ini menyampaikan pesan bahwa kita tidak boleh melakukan try and error dalam memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit anak-anak kita.
Sayangnya, dalam hal mendidik anak - sesuatu yang sebenarnya jauh lebih penting - kita justru sering menerapkan sistem try and error tersebut. Banyak orang tua yang mendidik anaknya hanya berdasarkan pengalaman, tanpa bekal ilmu sedikit pun. Akibatnya, kesalahan di sana sini sering terjadi. Anak pun tumbuh menjadi manusia yang “sakit” dari segi psikologis; minder, pendendam, sombong, merasa benar sendiri, penakut, dan sebagainya.
Buat anak kok coba-coba?” Demikian bunyi iklan sebuah produk minyak kayu putih. Iklan ini menyampaikan pesan bahwa kita tidak boleh melakukan try and error dalam memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit anak-anak kita.
Sayangnya, dalam hal mendidik anak - sesuatu yang sebenarnya jauh lebih penting - kita justru sering menerapkan sistem try and error tersebut. Banyak orang tua yang mendidik anaknya hanya berdasarkan pengalaman, tanpa bekal ilmu sedikit pun. Akibatnya, kesalahan di sana sini sering terjadi. Anak pun tumbuh menjadi manusia yang “sakit” dari segi psikologis; minder, pendendam, sombong, merasa benar sendiri, penakut, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment