selamat datang blog yudi erwanto SELAMAT DATANG

Tuesday, April 8, 2008

Santriku kelas 6, Jangan Malas Belajar ya.......


Rasa malas bisa hinggap pada siapa saja. Seorang pelajar dan mahasiswa sering dihinggapi rasa malas belajar. Seorang guru juga bisa dihinggapi rasa malas mengajar. Seorang ayah, sebagai kepala keluarga, mungkin dihinggapi rasa malas bekerja. Seorang ibu, bisa tiba-tiba malas mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak. Serangan ini bisa terjadi karena seseorang menganggap sepele pekerjaan-pekerjaan tadi. Tak jarang pula, rasa malas datang karena suasana yang membosankan, sehingga membuat seseorang menjadi jenuh.Rasa malas pada seseorang atau pada masyarakat dalam kondisi tertentu sangat berbahaya. Misalnya, suatu kaum yang sudah malas berfikir memecahkan persoalan-persoalan hidup mereka, hanya akan membuat kondisi kehidupan menjadi stagnan, tidak akan mengalami peningkatan dan kemajuan, hilang kreativitas dan sifat inovatifnya, yang berujung pada menumpuknya masalah-masalah tanpa pemecahan. Bangsa semacam ini akan segera mundur dan terjerumus ke jurang kehinaan, bahkan tidak mampu menghindar dari bencana serangan bangsa lain. Kemalasan suatu bangsa membuat bangsa tersebut terjajah dan terekploitasi sumber dayanya habis-habisan. Oleh karena itu sangat tepat bila rasa malas dikatakan sebagai penyakit yang berbahaya bagi individu atau suatu bangsa. Keberhasilan, kejayaan dan kecemerlangan hanya akan diraih oleh bangsa yang bisa mengatasi penyakit malasnya.

Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk senantiasa berdoa agar dihindarkan dari rasa malas: ”Allahumma innii a’udzubika minal hammi wal hazani, wa a’udzubika minal ’ajzi wal kasali, wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal”. [”Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan, dari lemah kemauan dan rasa malas, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang dan kezhaliman manusia”].

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi rasa malas adalah:

1. Tanamkan kesadaran akan bahaya rasa malas. Ketika Rasulullah saw. mengajarkan doa agar terhindar dari rasa malas, maka hal ini menunjukkan bahwa penyakit malas memang berbahaya dan harus dihindari.

2. Selalu sadari kebaikan apa yang akan datang jika pekerjaan kita terselesaikan dan keburukan apa yang akan menimpa jika pekerjaan kita terbengkalai. Terlebih lagi bila pekerjaan tersebut merupakan suatu kewajiban. Bila melaksanakannya dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh, Allah akan meridhainya, namun bila melalaikannya Allah akan memurkainya. Seorang pelajar atau mahasiswa harus selalu menyadari kebaikan menuntut ilmu dan keburukan meremehkan dan meninggalkannya. Apalagi bila teringat susah payahnya orang tua membiayai, dan mereka percaya bahwa kita akan belajar dengan baik.

3. Cintai pekerjaan kita, hingga senang hati dalam mengerjakannya. Karena dengan cinta, sesuatu yang berat jadi terasa ringan dan menyenangkan.

4. Ciptakan suasana yang menyenangkan. Belajar misalnya, jika dilakukan dengan cara yang menyenangkan tidak akan membosankan. IImu menjadi lebih mudah terserap. Cara ini bisa berbeda-beda pada setiap individu. Ada yang menyukai belajar di ruang terbuka ditemani secangkir kopi. Ada yang senang mengerjakannya sambil mendengarkan alunan musik. Dalam dakwah pun demikian. Seorang pengemban dakwah juga perlu mencari cara berdakwah yang menyenangkan. Penggunaan teknik audio visual misalnya, dapat membuat transfer pemahaman kepada audience menjadi lebih mudah dan cepat.

Hal yang paling penting untuk menghindarkan rasa malas adalah jangan menunda-nunda melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam al-Qur’an Surat Ali Imran: 133 Allah Swt. berfirman (yang artinya):

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.”

Rasulullah saw. juga bersabda:

Segeralah berbuat (kebaikan) sebelum datang berbagai fitnah laksana potongan-potongan malam yang gelap. (Saat itu) di pagi hari seseorang beriman tapi sore harinya ia menjadi kafir. Di sore hari seseorang beriman tapi di pagi harinya ia kafir. Ia menjual agamanya dengan harta dunia.” (HR Muslim)

Melakukan kebaikan dan menjauhi kemaksiatan jangan ditunda-tunda. Inilah yang dimaksud dengan kata bersegera. Kalau Allah Swt. sudah menetapkan suatu kewajiban, maka harus dilaksanakan cepat-cepat. Insya Allah ini akan menghindarkan kita dari rasa malas dan meremehkan amal perbuatan. Termasuk juga dalam hal ini peremehan terhadap kemaksiatan, walaupun kecil

Dari A’isyah ra, ia berkata; Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:

”Waspadalah terhadap dosa-dosa kecil, karena ia akan menjadi penuntut di sisi Allah.” (HR An Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)

Demikian Anna, semoga Allah Swt. memudahkan kita dalam berbuat kebaikan dan menjauhi kemunkaran.

2 comments:

CITY said...

makasi pak...tulisan dan nasihat yang baik..salam

Anonymous said...

Wah semuanya mantap deh, semoga sukses ya pak dan teruskan perjuangannya...salam kenal sekali lagi artikelnya patut di acungi jempol...linknya sudah di pasang jangan lupa link balik ya pak.tq