Banyak dari kita mengenal IQ (Intelligence Quotient) sebagai istilah yang populer dalam dunia pendidikan. Sering kita mendengar bahwa IQ menjadi patokan cerdas tidaknya seseorang. IQ juga menjadi syarat untuk memasuki dunia sekolah ataupun pekerjaan. Namun yang tak kalah pentingnya dari IQ adalah kecerdasan emosional atau yang disebut dengan EI (Emotional Intelligence) seseorang. Karena IQ tidak mutlak menjadi jaminan kesuksesan seseorang.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Selain itu kecerdasan emosional juga menunjukkan kemampuan seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.
Daniel Goleman, seorang ahli dengan bukunya Emitional Intelligence: Why it can matter more than IQ - membagi EI ke dalam 5 bidang kompetensi. Pertama, kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi atau mengenal emosi dirinya sendiri serta memahami hubungan antara emosi, pikiran dan tindakan.
Yang kedua, EI adalah kemampuan untuk mengelola emosi, ini berarti mengatur perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Ketiga, adalah kemampuan untuk memotivasi diri yang dapat ditelusuri antara lain dengan sikap optimis dan berpikir positif.
Bidang yang keempat adalah kemampuan untuk membaca dan mengenal emosi orang lain (empati), dan yang terakhir adalah kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Otomatis kemampuan ini menjadi satu bentuk keterampilan yang sangat mendukung keberhasilan seseorang dalam bergaul.
Tuesday, May 6, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment