selamat datang blog yudi erwanto SELAMAT DATANG

Wednesday, May 28, 2008

Alhamdulillah

Alhamdulillah, Santri kelas enam telah melaksanakan kegiatan Tadabur Alam di JATIMPARK Malang pada hari senin tanggal 26 Mei 2008.Dalam pelaksanaannya lancar, meskipun pada awalnya timbul kekawatiran karena di tengah perjalanan sangat banyak anak yang mabuk, terus ketika itu juga ada informasi bahwa ketika hari itu parkir kendaraan penuh sesak, karena pengunjung yang sangat padat.

JatimPark 2008




Jatimpark 2008


Tadabur

Wednesday, May 7, 2008

SIAP UASBN !

Tak terasa sebentar lagi kita akan menjalani ujian dan ulangan umum. Nah, apakah kalian sudah siap untuk menghadapinya? Berikut ini terdapat beberapa tips yang dapat kalian lakukan untuk mempersiapkannya:
1. Siapkan waktu sebaik mungkinPerhatikan urutan mata-mata pelajaran yang akan diuji lalu jadwalkan waktu untuk belajar. Mulailah untuk mempelajari mata pelajaran yang diujikan terlebih dahulu dari sekarang. Kurangilah waktu bermainmu. Jalankan kebiasaan ini setiap hari termasuk di akhir pekan.
2. Pelajari kembali catatanmu setiap hari.Setelah pulang sekolah, biasakan untuk mempelajari kembali catatanmu. Hal ini dilakukan agar kita benar-benar mengerti pelajaran yang kita dapatkan di sekolah.
3. Lihat kembali tugas-tugas dan ulangan-ulanganmu yang sebelumnya.Melihat kembali tugas-tugas dan ulangan-ulangan sebelumnya juga merupakan proses belajar. Coba lihat kembali dimana kalian melakukan kesalahan dan carilah jawaban yang benar. Siapa tahu apabila soal tersebut termasuk dalam soal yang diujikan, kalian sudah siap untuk menyelesaikannya dengan benar.
4. Buatlah kelompok belajar.Dengan belajar berkelompok kalian dapat bertukar pikiran untuk membahas pelajaran yang kurang dimengerti atau sulit. Tetapi pastikan bahwa saat belajar bersama, kalian memang memakai waktu tersebut untuk belajar dan bukannya mengobrol.
5. Ikuti bimbingan belajar.Salah satu pilihan yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan diri kita menghadapi ujian atau ulangan umum adalah mengikuti bimbingan belajar. Dengan mengikuti bimbingan belajar, kita dapat memantapkan mata-mata pelajaran yang diajarkan di sekolah serta apabila kalian tidak mengerti, kalian dapat menanyakannya pada guru bimbingan belajar tersebut.
6. Jaga kesehatan tubuh.Waktu ujian atau ulangan umum semakin dekat dan itu berarti kita harus belajar lebih giat hingga kadang lupa waktu. Karena terlalu lelah, kita jadi jatuh sakit, wah kalau begini kita jadi terhambat deh untuk proses belajarnya. Konsumsilah pula makanan yang bergizi yang mengandung 4 sehat 5 sempurna, jangan makan makanan yang sembarangan. Intinya, kita harus menjaga kesehatan tubuh agar kesehatan kita tetap prima sehingga akhirnya kita dapat menyelesaikan ujian atau ulangan umum dengan baik.
7. "Aku bisa!"Kadang kita merasa tidak "PeDe" (Percaya Diri) akan menyelesaikan ujian atau ulangan umum dengan baik. Buanglah jauh-jauh pikiran itu dan katakan pada diri sendiri bahwa kita siap menghadapinya dan akan mendapatkan nilai baik. Dengan mempunyai rasa percaya diri, kita akhirnya dapat berkonsentrasi penuh dalam mengerjakan soal-soal yang diujikan.
8. Selesaikan belajar sehari sebelum ujian atau ulangan umum dimulai.Biasanya kita sering tidak tidur dimalam ujian atau ulangan umum, sehingga akhirnya kita merasa mengantuk keesokan harinya, akibatnya kita tidak bisa menyelesaikan soal-soal ujian atau ulangan umum dengan baik. Agar hal ini tidak terjadi, usahakan untuk menyelesaikan belajar sehari sebelum ulangan umum dimulai. Lalu istirahatlah yang cukup agar tidak mengantuk disaat ujian atau ulangan umum.
9. Datanglah lebih pagi.Akhirnya hari ujian atau ulangan umum tiba. Usahakan datang lebih pagi ke sekolah karena jika kalian datang terlambat yang akan kalian pikirkan adalah "semoga tidak terlambat." Karena merasa deg-degan, materi pelajaran yang kalian sudah pelajari jauh-jauh hari jadi terlupakan deh. Bayangkan kalau kalian datang lebih pagi kan bisa mengulang catatan.
(duniabelajar.com)

Info Sehat !!

Akhir-akhir ini beragam isu kesehatan menjadi topik hangat yang dibicarakan berbagai kalangan, termasuk para orangtua. Kasus formalin, boraks, hingga zat pewarna pada makanan membuat kita semua harus lebih hati-hati lagi dalam memilih makanan terutama makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Dalam hal ini para orangtua harus melakukan pengawasan lebih ketat terhadap makanan apa saja yang dibeli bebas alias jajanan, tidak terkecuali makanan yang disediakan di kantin sekolah.Dengan kondisi tersebut, diperlukan komunikasi antara orangtua murid dan guru untuk saling memberikan masukan dan pengawasan pada makanan di kantin sekolah dengan memberikan dan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi bagi murid.Berikut ini informasi penting yang bisa Anda jadikan bahan diskusi dan beberapa tips mengatasi kebiasaan jajan :Zat terlarang yang terkandung dalam bahan makanan:
Zat pewarna yang dilarang, antara lain auramine, metanil yellow, chrysoidine, rhodamin, burn umber. Zat pewarna yang dimaksud dipergunakan untuk pewarna industri tekstil dan lain-lain.
Zat pengawet, seperti nitrofuran, asam benzoate, dan kloroform. Formalin dan boraks juga berada di antara pengawet yang dilarang karena bukan untuk digunakan pada makanan.
Zat pemanis, sakharin dan siklamat.Bahaya yang mengancam:
Zat pewarna seperti rhodamin, jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan kanker hati beberapa tahun mendatang.
Vetsin atau mono sodium glutamate (MSG) yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan kanker. Dalam jangka pendek bisa juga menyebabkan pusing dan mual.
Formalin dan boraks bisa membuat gangguan pencernaan, muntah-muntah, hingga depresi system saraf.
Pencemaran timbal (Pb) pada makanan yang dijajakan di pinggir jalan tidak bisa diremehkan karena bisa mengakibatkan infertilitas, kelumpuhan, mual, dan muntah-muntah, sakit kepala, hingga kesulitan berpikir.
Selain timbale, makanan jajanan yang tidak higienis sangat mungkin tercemar bakteri E.coli. Bakteri ini menyebabkan sakit perut, diare dan gangguan pencernaan lainnya.
Tips menghindari jajanan:
Biasakan makan pagi. Hal ini efektif untuk mengurangi nafsu jajan pada anak dan remaja.
Membawa bekal. Dengan membawa bekal, selain kebersihan terjaga, nutrisi juga dijamin seimbang.
Sediakan kudapan/camilan sehat di rumah, bisa berupa buah, kue rendah kalori atau yoghurt.
Variasi makanan di rumah. Menu yang berganti-ganti membuat kita tidak cepat bosan dan mencari pilihan lain di luar rumah, yang belum tentu memenuhi syarat gizi. Ini bisa diterapkan juga di kantin-kantin sekolah dengan menyediakan makanan yang sehat yang variatif dan bergizi, sehingga murid tidak membeli jajanan di luar sekolah.
Jangan biasakan mengganti makanan dengan jajanan.
Jangan terlalu sering makan di restoran fast food. Makanan yang ditawarkan umumnya mengandung garam yang tinggi dan penyedap rasa berlebih. Kandungan kalorinya juga lebih besar disbanding kandungan nutrisinya. Protein, mineral dan vitaminnya pun sangat rendah.
Dengan mengetahui dampak baik dan buruk dari makanan jajanan, paling tidak kita bisa meminimalisir hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.
(duniabelajar.com)

Tuesday, May 6, 2008

Gizi Anak Penting !


Persoalan gizi pada anak-anak di bawah lima tahun masih merupakan masalah serius pada sebagian besar kota di Indonesia. Kondisi buruk, termasuk busung lapar yang belakangan terungkap, sebenarnya dapat dicegah. Gizi buruk sebenarnya masalah yang bukan hanya disebabkan kemiskinan. Juga karena aspek sosial budaya yang ada di masyarakat kita, sehingga menyebabkan tindakan yang tidak menunjang tercapainya gizi yang memadai untuk balita.
Contoh cara berpikir masyarakat yang tidak menunjang gizi anak terwujud dengan konsumsi rokok yang dilakukan oleh orangtua laki-laki (bapak/ayah). Ada banyak keluarga di Indonesia yang anaknya mengalami gizi buruk, namun bapaknya terus saja merokok. Padahal kebiasaan merokok itu berarti mengeluarkan uang. Banyak uang "dibakar" sia-sia padahal sebenarnya dapat digunakan untuk membeli kebutuhan makanan dengan gizi yang mencukupi atau untuk menambah gizi anak.
Kondisi seperti ini jelas memprihatinkan. Faktor budaya seperti lebih mementingkan rokok daripada gizi anak ini tentu sebaiknya tak dipertahankan agar kita memiliki generasi mendatang yang sehat, cerdas, dan produktif.
Di tengah persoalan ini kita sadar bahwa solusi yang hanya bersifat kuratif tidaklah cukup. Kita tidak bisa berharap masalah gizi buruk bisa ditangani sepenuhnya tanpa menyelesaikan akar masalahnya. Karena itu harus ada pendekatan promotif dan preventif yang bisa membuka kesempatan bagi pemberdayaan masyarakat.

Kecerdasan Emosional

Banyak dari kita mengenal IQ (Intelligence Quotient) sebagai istilah yang populer dalam dunia pendidikan. Sering kita mendengar bahwa IQ menjadi patokan cerdas tidaknya seseorang. IQ juga menjadi syarat untuk memasuki dunia sekolah ataupun pekerjaan. Namun yang tak kalah pentingnya dari IQ adalah kecerdasan emosional atau yang disebut dengan EI (Emotional Intelligence) seseorang. Karena IQ tidak mutlak menjadi jaminan kesuksesan seseorang.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Selain itu kecerdasan emosional juga menunjukkan kemampuan seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.
Daniel Goleman, seorang ahli dengan bukunya Emitional Intelligence: Why it can matter more than IQ - membagi EI ke dalam 5 bidang kompetensi. Pertama, kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi atau mengenal emosi dirinya sendiri serta memahami hubungan antara emosi, pikiran dan tindakan.
Yang kedua, EI adalah kemampuan untuk mengelola emosi, ini berarti mengatur perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Ketiga, adalah kemampuan untuk memotivasi diri yang dapat ditelusuri antara lain dengan sikap optimis dan berpikir positif.
Bidang yang keempat adalah kemampuan untuk membaca dan mengenal emosi orang lain (empati), dan yang terakhir adalah kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Otomatis kemampuan ini menjadi satu bentuk keterampilan yang sangat mendukung keberhasilan seseorang dalam bergaul.

Belajar Yang Baik !

Banyak guru pada umumnya memberi tip untuk murid bagaimana cara belajar yang baik. Namun untuk menanamkan dan mengembangkan belajar sebagai kebiasaan yang baik sangatlah sulit. Guru tidak bisa selalu memaksa murid untuk menjadikan belajar sebagai kebiasaan yang harus mereka lakukan sehari-hari. Apalagi bila murid sudah ada di rumah mereka.
Untuk menanamkan kebiasaan belajar yang baik selalu perlu adanya diskusi antara guru dengan murid. Tentu saja, diskusi ini untuk menyelesaikan tiap langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas sekolah agar murid terpancing untuk selalu kritis dan mengemukakan pendapatnya. Dengan sendirinya semangat belajar akan terbentuk.
Guru juga dapat melakukan penelitian dan observasi dengan murid di lapangan. Sehingga belajar tidak melulu dilakukan di dalam kelas. Setelah dilakukan penelitian, murid mencatat apa saja yang telah mereka pelajari dari penelitian mereka. Ini dapat menjadikan proses belajar lebih menarik dan tidak membosankan.
Dari: www.duniabelajar.com

Mengajar Banyak Murid !?

Sebentar lagi sekolah dimulai dan untuk para rekan-rekan pengajar harus mempersiapkan diri untuk mengajar kelas dengan jumlah murid yang bervariasi. Kelas yang terdiri dari beberapa murid saja akan lebih mudah untuk diatur, sedangkan apabila murid berjumlah banyak, seorang guru harus mempersiapkan strategi agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dimengerti oleh seluruh murid.
Pada saat tahun ajaran baru dimulai, cobalah untuk menumbuhkan dan menciptakan suatu sikap belajar yang baik di antara guru dengan murid. Jelaskan pula beberapa aturan yang jelas dan dapat dimengerti oleh murid, seperti:
Mereka harus belajar dalam suasana tenang.Berikan pengertian bahwa suasana belajar dan mengajar yang tenang akan membantu guru untuk dapat mengajar dengan baik dan murid mengerti pelajaran yang diajarkan.
Murid boleh berbicara, bicara dengan volume suara kecil; tidak menganggu proses belajar mengajar.Berikan pengertian bahwa disaat guru menerangkan, murid hendaknya mendengarkan. Namun apabila keadaan mendesak dan murid harus berbicara dengan teman sebelahnya, sebaiknya dilakukan dengan berbicara pelan.
Bagi murid yang sudah mengerjakan tugasnya, sibukkan mereka dengan membaca buku.Saat murid sudah selesai mengerjakan tugas kelasnya, berikan tugas lain kepada mereka seperti membaca buku. Dengan demikian mereka tidak akan mengganggu murid lain yang belum selesai.
Pergunakan suasana diluar kelas untuk menghindari kebosanan murid di dalam kelas.Kegiatan ini dapat dilakukan sekali-sekali agar kegiatan belajar menjadi tidak monoton. Caranya ajak sebagian murid keluar kelas dan ajarlah mereka di udara terbuka sedangkan sebagian murid lainnya tetap ada di kelas. Setelah beberapa saat lakukan hal ini bergantian dengan kelompok yang ada didalam kelas. Cara ini sebaiknya dibantu dengan asisten pengajar sehingga murid tetap terkontrol.
Manfaatkan belajar kelompok.Buatlah beberapa kelompok yang terdiri dari 5 sampai 8 murid. Tunjuk seorang ketua dalam masing-masing kelompok untuk bertanggungjawab atas kelompoknya. Dengan demikian dapat membantu guru memonitor situasi belajar mengajar.
Semoga tips diatas membantu dan seluruh tim Dunia Belajar mengucapkan "Selamat memulai tahun ajaran baru!"
Dari: Duniabelajar.com

Monday, May 5, 2008

Standar Kompetensi IPS SD


STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

KELAS

: I (Satu)

SEMESTER

: 1

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Kemampuan memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.

1.1 Siswa mampu menunjukkan identitas diri, keluarga, dan kerabat.

1.2 Siswa mampu menceritakan kasih sayang antaranggota keluarga.

1.3 Siswa mampu mewujudkan hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

SEMESTER : 2

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

2. Kemampuan mengenal lingkungan rumah dan peristiwa penting di lingkungan keluarganya.

2.1 Siswa mampu menceritakan peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga

2.2 Siswa mampu menceritakan letak rumahnya.

2.3 Siswa mampu menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku dalam menjaga kebersihan rumah.


KELAS

: II (Dua)

SEMESTER

: 1

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Kemampuan memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.

1.1 Siswa mampu memanfaatkan dokumen keluarga sebagai sumber belajar.

1.2 Siswa mampu memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.

1.3 Siswa mampu menceritakan peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.

SEMESTER : 2

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

2. Kemampuan memahami kedudukan dan peran anggota keluarga.

2.1 Siswa mampu mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga.

2.2 Siswa mampu menceritakan pengalamannya dalam melaksanakan peran dalam keluarga

2.3 Siswa mampu mendeskripsikan bentuk-bentuk kerjasama di lingkungan tetangga


KELAS : III (Tiga)

SEMESTER : 1

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Kemampuan mengenal lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah.

1.1 Siswa mampu menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah.

1.2 Siswa mampu memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah

1.3 Siswa mampu membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah sesuai arah mata angin.

1.4 Siswa mampu melakukan kerjasama di lingkungan rumah dan sekolah

SEMESTER : 2

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

2. Kemampuan memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

2.1 Siswa mampu memahami jenis-jenis pekerjaan

2.2 Siswa mampu memberikan contoh ciri-ciri etos kerja (kerja keras) yang baik.

2.3 Siswa mampu memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.

2.4 Siswa mampu mengenal dan menggunakan uang sesuai dengan kebutuhannya.


KELAS

: IV (Empat)

SEMESTER

: I

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Kemampuan memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

TEMA: ALAM DAN POTENSI DAERAHKU

1.1 Siswa mampu menceritakan sejarah kelahiran daerahnya.

1.2 Siswa mampu membaca dan menggambar peta lingkungan setempat (kabupaten/ kota, provinsi) dengan menggunakan skala.

1.3 Siswa mampu mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi dan hubungannya dengan keragaman sosial (misalnya: jenis pekerjaan) dan budaya (misalnya:cara hidup).

1.4 Siswa mampu memahami dan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/ kota, provinsi).

1.5 Siswa mampu menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat dan menjaga kelestariannya.

SEMESTER : 2

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

2. Kemampuan memahami sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

TEMA: KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAHKU

2.1 Siswa mampu menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat

2.2 Siswa mampu mendeskripsikan aktivitas jual beli di pasar setempat (kabupaten/ kota, provinsi).

2.3 Siswa mampu memahami pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.4 Siswa mampu mendiskripsikan perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

2.5 Siswa mampu menganalisis dan memecahkan masalah sosial di daerahnya.

KELAS

: V (Lima)

SEMESTER

: I

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Kemampuan mendeskripsikan kejayaan masa lalu, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

TEMA : KEJAYAAN NEGERIKU

1.1 Siswa mampu mendeskripsi­kan masa kejayaan dan peninggalan kerajaan Hindu-Buddha (Sriwijaya dan Majapahit) dan Islam di Nusantara

1.2 Siswa mampu mendeskripsikan keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/ atlas/globe dan media lainnya.

1.3 Siswa mampu menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

1.4 Siswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

SEMESTER : 2

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

2. Kemampuan memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

TEMA : TANTANGAN BANGSAKU

2.1 Siswa mampu mendeskripsikan perjuangan para tokoh daerah dalam melawan penjajah

2.2 Siswa mampu mendeskripsikan munculnya Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda dalam perjuangan menuju kemerdekaan.

2.3 Siswa mampu mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan.

2.4 Siswa mampu mendeskripsikan dan memecahkan masalah kependudukan di Indonesia

KELAS

: VI (Enam)

SEMESTER

: I

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1 Kemampuan memahami kenampakan alam dan keadaan sosial negara tetangga (Asia Tenggara), Asia, dan dunia.

TEMA : INDONESIA DI TENGAH-TENGAH DUNIA

1.1 Siswa mampu menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahan­kan kemerdekaan.

1.2 Siswa mampu membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga (ASEAN dan Asia).

1.3 Siswa mampu membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di dunia.

SEMESTER : 2

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

2. Kemampuan memahami peranan bangsa Indonesia di era globalisasi.

TEMA : INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

2.1 Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan wilayah provinsi di Indonesia.

2.2 Siswa mampu mendeskripsikan kegiatan ekspor dan impor Indonesia dengan negara lain.

2.3 Siswa mampu menjelaskan peranan Indonesia pada era globalisasi dan menganalisis dampak positif dan negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia.

2.4 Siswa mampu mendeskripsikan gejala (persitiwa) alam yang terjadi Indonesia dan negara tetangga serta memberikan contoh cara-cara menghadapi gejala alam tersebut.