Persoalan gizi pada anak-anak di bawah lima tahun masih merupakan masalah serius pada sebagian besar kota di Indonesia. Kondisi buruk, termasuk busung lapar yang belakangan terungkap, sebenarnya dapat dicegah. Gizi buruk sebenarnya masalah yang bukan hanya disebabkan kemiskinan. Juga karena aspek sosial budaya yang ada di masyarakat kita, sehingga menyebabkan tindakan yang tidak menunjang tercapainya gizi yang memadai untuk balita.
Contoh cara berpikir masyarakat yang tidak menunjang gizi anak terwujud dengan konsumsi rokok yang dilakukan oleh orangtua laki-laki (bapak/ayah). Ada banyak keluarga di Indonesia yang anaknya mengalami gizi buruk, namun bapaknya terus saja merokok. Padahal kebiasaan merokok itu berarti mengeluarkan uang. Banyak uang "dibakar" sia-sia padahal sebenarnya dapat digunakan untuk membeli kebutuhan makanan dengan gizi yang mencukupi atau untuk menambah gizi anak.
Kondisi seperti ini jelas memprihatinkan. Faktor budaya seperti lebih mementingkan rokok daripada gizi anak ini tentu sebaiknya tak dipertahankan agar kita memiliki generasi mendatang yang sehat, cerdas, dan produktif.
Di tengah persoalan ini kita sadar bahwa solusi yang hanya bersifat kuratif tidaklah cukup. Kita tidak bisa berharap masalah gizi buruk bisa ditangani sepenuhnya tanpa menyelesaikan akar masalahnya. Karena itu harus ada pendekatan promotif dan preventif yang bisa membuka kesempatan bagi pemberdayaan masyarakat.
Contoh cara berpikir masyarakat yang tidak menunjang gizi anak terwujud dengan konsumsi rokok yang dilakukan oleh orangtua laki-laki (bapak/ayah). Ada banyak keluarga di Indonesia yang anaknya mengalami gizi buruk, namun bapaknya terus saja merokok. Padahal kebiasaan merokok itu berarti mengeluarkan uang. Banyak uang "dibakar" sia-sia padahal sebenarnya dapat digunakan untuk membeli kebutuhan makanan dengan gizi yang mencukupi atau untuk menambah gizi anak.
Kondisi seperti ini jelas memprihatinkan. Faktor budaya seperti lebih mementingkan rokok daripada gizi anak ini tentu sebaiknya tak dipertahankan agar kita memiliki generasi mendatang yang sehat, cerdas, dan produktif.
Di tengah persoalan ini kita sadar bahwa solusi yang hanya bersifat kuratif tidaklah cukup. Kita tidak bisa berharap masalah gizi buruk bisa ditangani sepenuhnya tanpa menyelesaikan akar masalahnya. Karena itu harus ada pendekatan promotif dan preventif yang bisa membuka kesempatan bagi pemberdayaan masyarakat.
1 comment:
artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:
http://orang-tua-anak.infogue.com/
http://orang-tua-anak.infogue.com/gizi_anak_penting_
anda bisa promosikan artikel anda di www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!
Post a Comment